Selasa, 21 Mei 2013
Ambassador XL
Posted in |
00.45 | by Unknown
Tanggal 14 Mei 2013 adalah hari bersejarah untuk kita yang
tergabung dalam ambassador xl. Mengapa ???
Mungkin temen temen pada aneh yaa……
Waktu hari selasa 14 mei2013, kita jalan jalan lhooooo, ke
Trans Studio Bandung… hhehehe :P
Anggotanya hanya satu perwakilan saja di setiap sekolah
yang tersebar di Bandung Cimahi.. disana saya bertemu dengan teman teman baru
dari sekolah yang lainnya..
Seruu…!!!
Punya banyak temen baru yang pada ramah, baik, gokil…
Disana juga kita ceria ceria bareng sama kaka kaka dari
XLnya…
Kaka kaka-nya pada baik, humoris, pokonya ga bikin jenuh
deh.. apalagi aa Farid. Hehhehe :P
Sebelum masuk kita juga sempet foto2, meskipun ga semua…
Oh iya, tujuan utama kita yaitu
“Workshop Broadcasting”. Disana kita masuk museum
Broadcast.. seneng lah bisa masuk sana. Kebetulan saya pun disekolah sebagai
anggota dari ekskul Broadcast.
Kita belajar mengenai dubbing, gimana serunya di belakang
layar, dan banyak lagi. Disana juga saya mencoba sebagai presenter dari salah
satu acara yang ada di trans7.. wow dpet respon yang baik. Hhehhe :p
Beresnya kita keliling di museum broadcast, kita langsung
makan siang. Dan berjamaah shalat dzuhur…
Beres shalat..langsung dehh kita cari wahana yang bisa kita
masuki,,,
Pertamama kita masuk ke arena Drama Musikal “KABAYAN GOES
TO HOLLYWOOD” seruuuuuuuuuuuuuuuu, kocaaaaaaaaaaaak, seddiiiiiiiiiiihh, luar
biasa !!!!!!!!!!
Karena masih ada waktu, kita melanjutkan ke wahana
selanjutnyaa. Lumayan lah hamper semua wahana kita cobaaa…
ohiya, kita juga masuk museum sains lhooo..
waktu jalan jalan cari wahana yang lain ada yang ngagetin kita... ciusss.. kaaggggggggggeeeeeeeeeeeeetttttttttt.........
tapi, kita minta foto dehhh. hehheh :P
sebenernyaa, banyak wahana yang kitanaiki... tapi sayang ga kita dokumentasikann... tapi pengalaman ituuu, sungguh jadi kenangan banget buat kita...
makasih XL :)
Rabu, 08 Mei 2013
kartini days
Posted in |
21.01 | by Unknown
KARTINI DAYS SMK ANGKASA 2
Raden Ajeng
Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak
salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah
lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat
yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk
dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang
tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan
kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan
lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok
(pembantunya).
Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.
Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan
jodoh/suami sendiri, dan
lain sebagainya.Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.
Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan
Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu. Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.
Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional. Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.
Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya. Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.
Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan
NAH, SMK Angkasa 2 margahayu pun memperingati hari ibu Kartini ini, dengan beberapa kegiatan yang luar biasa seru pastinya...
diantaranyaa...
@ melaksanakan apel sebelum melaksanakan kegiatan hiburan.. dan di hari ini pun siswi dan guru guru SMK Angkasa 2 diwajibkan menggunakan pakaian Adat..



Sesudah melaksanakan apel peringatan ibu Kartini kita melanjutkan
dengan beberapa kegiatan yang seruuuu, acara hiburan. Hhehehe
Yaitu dengan mengadakan lomba lomba sebagai berikut
1. Lomba fashion show kebaya
2. Lomba fashion sho profesi
3. Lomba menghias pudding
4. lomba menghias tumpeng
5. .lomba padus kelas
6. Lomba hantaran
dan kami juga menyediakan beberapa hadiah untuk para pemenangnya lhoooo,,, ini dia......

lllomba lomba
terlaksana dengan lancar dan seruuuuuuuuuuuu......
1. lomba menghias tumpeng
2. lomba menghias pudding
3. lomba hantaran

4. lomba fashion show kebaya

5. lomba fashion show profesi

6. lomba padduss

Seru seruan bareng
temen temen di hari kartini itu ga bakal di luapain dehhhh…
Seruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu :)
Langganan:
Postingan (Atom)