Posted in |
04.47 | by Unknown
Semua
yang besar itu pasti bermula dari yang kecil, begitu pula dengan bisnis
dan industri. Untuk memulai membangun usaha perindustrian, tentunya ada
resepnya tersendiri. Kita harus memikirkan dengan matang tentang usaha
apa yang akan kita geluti. Pastikan bidang usaha industri yang kita
ambil itu sesuai dengan minat dan mengandung kegiatan ekonomi yang kita
senangi. Read the rest of this entry
Tantangan
terbesar yang harus dihadapi seorang pengusaha sebenarnya bukanlah
tantangan dari luar seperti kompetitor dan pasar. Tantangan terberat
adalah tantangan yang muncul dari dalam perusahaan sendiri. Bagaimana
pengusaha tersebut mampu membuat usahanya bertahan? Pada kenyataannya, industri kecil sulit bertahan dari waktu ke waktu. Banyak faktor yang membuat industri kecil sulit bertahan lama, setidaknya hingga generasi kedua.
Apa saja faktor yang membuat industri kecil sulit bertahan, bahkan
hanya sekedar hingga generasi ke-dua dari pemilik usaha tersebut?
Perbedaan pola pikir antara pemilik industri kecil (pemilik lama
dan pemilik baru) membuat ada pergeseran pola manajemen yang tidak
selalu mulus. Manajemen baru melihat usaha tersebut memiliki pola
manajemen yang kuno. Manajemen baru cenderung ingin merombak manajemen
lama yang notabene sudah terbukti mampu “memelihara” usaha tersebut
sekian lama.
Industri kecil tidak dikelola dengan manajemen yang ketat dan
profesional. Pemilik lama sekaligus pendiri bahkan tidak menyiapkan
suksesi usaha secara ketat. Di sisi lain, keturunan mereka tidak selalu
menaruh minat yang sama pada usaha tersebut. Perbedaan jaman tak pelak
lagi menimbulkan perbedaan pola pikir. Keturunan dari pengusaha tersebut
memandang bahwa industri kecil yang di jalani orangtua mereka tidak
bisa mendatangkan keuntungan secara cepat. Sebagian bahkan lebih memilih
bekerja di perusahaan besar. Akibatnya, seringkali seiring menurunnya
kinerja (biasanya dipengaruhi kesehatan pemilik), industri kecil akan
meredup.
Home industri tidak mengenal pola pendidikan pada anak-anak. Mereka
hanya melibatkan anak-anak dalam keluarga tersebut sebagai staf atau
pekerja paruh waktu. Pemilik home industri beranggapan bahwa hal
tersebut sudah cukup untuk mendidik anak-anak agar siap mengelola usaha
mereka di kemudian hari. Sayangnya, pola pemikiran itu tidak sejalan
dengan pola pikir anak-anak mereka.
Pola pemasaran home industri yang cenderung lambat dan pelan akan
membuat pemilik baru (dengan pola pikir kekinian yang cenderung
menginginkan hasil cepat) merombak manajemen pemasaran dengan strategi pemasaran
baru. Sayang sekali, strategi pemasaran baru yang dilaksanakan tidak
disertai dengan pemahaman secara mendalam akan usaha tersebut.
Akibatnya, strategi pemasaran baru itu gagal pada pelaksanaannya.
Kinerja usaha akan menurun dan kemudian sang pemilik baru memilih
mengganti usaha tersebut dengan usaha baru yang menurutnya lebih
prospektif. Hal ini umumnya terjadi karena tidak ada hubungan emosional
yang kuat antara pemilik usaha baru dengan usahanya.
Pengusaha
baru atau calon pengusaha umumnya mengeluhkan bahwa memulai usaha dari
kecil membuat mereka harus menghadapi persaingan (head to head) dengan
industri besar. Mereka merasa tidak memiliki kekuatan untuk bersaing
dengan industri besar. Pada kasus ini, banyak pengusaha tidak menyadari
potensi daya saing industri kecil. Pada banyak kasus, industri kecil justru relatif lebih tahan guncangan dibanding dengan industri besar.
Berikut daftar daya saing industri kecil yang membuatnya relatif
lebih “tangguh dan tahan banting” dibanding dengan industri besar.
Industri kecil hanya memiliki lingkup pasar yang relatif jauh lebih
kecil. Beban keterpurukan karena pasar gagal bayar tidak akan terlalu
mempengaruhi industri kecil yang hanya memiliki pembeli dalam skala
kecil. Industri besar seringkali harus kolaps ketika pembeli besar
mereka yang menguasai pembelian di perusahaan itu tiba-tiba gagal
membayar pesanan mereka.
Daya saing industri kecil yang lain adalah pola manajemen. Tak
disangka, pola manajemen home industri yang sederhana bahkan cenderung
kuno justru menyelamatkan banyak industri kecil dari kebangkrutan akibat
perubahan iklim ekonomi secara masif. Ketika banyak industri besar
bangkrut karena hantaman krisis ekonomi dunia, beberapa industri kecil
dalam skala home industri justru masih bertahan. Pola manajemen
kekeluargaaan ditengarai sebagai salah satu faktor penguat di industri
kecil. Manajemen kekeluargaan yang hanya mempekerjakan keluarga dan
tetangga justru tidak terlalu terpengaruh krisis. Pekerja home industri
yang nota bene masih sanak keluarga sendiri tentu tidak akan serta merta
menghentikan pekerjaan mereka sendiri hanya karena “perusahaan” belum
bisa membayar mereka secara penuh. Buruh di perusahaan besar akan
berdemo dan menghentikan proses produksi jika upah tidak dibayarkan
dalam tempo tertentu dan tentu itu akan memperburuk kondisi perusahaan.
Manajemen industri kecil mampu bersaing karena banyak hal masih
dilakukan dengan cara sederhana dan murah. Sebagai contoh, dalam
manajemen industri kecil, masih dikenal pola pemasaran mulut ke mulut.
Pola pemasaran ini tentu merupakan pola yang sangat efektif dan tidak
memerlukan biaya. Ketika biaya beriklan sudah dirasa terlalu mahal, pola
ini akan tetap berjalan. Kemampuan industri kecil untuk bertahan di
masa krisis akan membuat pola pemasaran mulut ke mulut ini makin
memperkuat citra mereka sebagai perusahaan yang kuat dan akan menaikkan
citra perusahaan secara keseluruhan.
Manajemen industri kecil juga memiliki fleksibilitas yang tinggi
dibanding perusahaan besar. Fleksibilitas tersebut terlihat dari kemauan
pengusaha kecil untuk “membelokkan” arah usahanya ke arah yang lebih
“market friendly”. Perusahaan besar tidak bisa melakukan hal tersebut
dengan mudah karena alat yang dimiliki tak bisa digunakan untuk
memproduksi produk lain.
Melakoni usaha dalam industri kecil,
memang tidak terlepas dari resiko-resiko yang kadang kala dapat membuat
usaha yang kita jalani mengalami kemunduran. Lebih-lebih dalam industri
kecil di lingkup home industri. Jika tidak jeli rawan mengalami
kebangkrutan. Kesalahan insdutri kecil ini lebih kepada salah dalam
perencanaan awal.
Nah, ada beberapa kesalahan-kesalahan yang biasanya dilakukan oleh industri kecil.
Kurang perencanaan untuk jangka panjang. Perencanaan awal yang harus
nya dilakukan ini kadang luput dari perhatian. Terlebih untuk jenis
home industri. Alhasil, ketika usaha sudah berjalan dan memberikan
keuntungan, kita kebingungan untuk dapat mengembangkannya. Biasanya
tenaga untuk merancang perencanaan bagi industri ini sangat terbatas.
Akibat kesalahan industri kecil semacam ini industri tidak dapat
berkembang dan justru malah berjalan di tempat.
Terlalu bernafsu. Dalam membuka usaha dalam skala kecil ini biasanya
dalam tahap awal semangat yang timbul sangatlah besar. Namun harus
selalu diingat adalah kita harus dapat menjaga kesinambungan
perkembangan usaha. Jangan ketika sudah memulai membuka usaha yang satu
dengan semangat yang membara langsung membuka beberapa jenis usaha lain
tanpa perencanaan yang matang. Hal ini jika usaha berkembang memang akan
menghasilkan sesuatu yang baik. Namun jika terjadi hal sebaliknya, maka
akan banyak sekali modal yang terkubur di dalamnya. Jika kita fokus
pada satu usaha mungkin akan lebih baik.
Kurang kreatif. Bergelut dalam home industri, membuat pelaku usaha
ini harus mencari taktik serta strategi-strategi yang bisa dilakukan
agar usaha mendapatkan pembaharuan ke arah yang lebih baik. Hal ini
sepatutnya dilakukan dan dibuat dari awal rencana dan selalu
diperbaharui dalam perjalanan. Sumber untuk memperbaharuinya ini bisa
kita peroleh dari saran-saran yang akan kita dapatkan dalam perjalanan
usaha. Namun banyak dari kita yang kurang sigap untuk menyikapi
saran-saran yang diterima. Tidak mau mencari cara untuk dapat membuat
suatu pembaharuan baik dari produk maupun dari cara strategi pemasaran
yang dilakukan.
Kurang mempertahankan kualitas dan kepercayaan konsumen. Kesalahan
industri kecil yang satu ini rasanya kerap terjadi. Pada masa awal
barangkali akan membuat sebaik mungkin. Namun seiring perkembangan
usaha, banyak dari kita yang memutusan untuk mengurangi bahan baku.
Apalagi untuk home industri yang bergerak dalam bidang makanan
khususnya. Ketika kepercayaan konsumen sudah didapatkan kadang justru
merusaknya kembali dengan pengurangan dengan alasan efisiensi anggaran.
Begitu juga dengan bidang lain. Jika pada saat konsumen sudah mulai
percaya dan usaha yang kita geluti ini sudah mendapatkan tempat di hati
konsumen, kalaupun tidak dapat meningkatkan setidaknya kita tetap
pertahankan kualitas dan pelayanan. Hal ini untuk mempertahankan
konsumen agar tidak berpindah ke lain hati.
Contoh Wirausaha dan Industri Kecil
Posted by Noor Isa on March 18th, 2011
Mencari
pekerjaan bagi sebagian orang memang gampang-gampang susah. Ada yang
tanpa bersusah payah pekerjaan datang, namun ada juga yang berkeliling
mencari lowongan pekerjaan belum juga mendapatkannya. Apakah Anda salah
satunya? Jika Anda memiliki uang simpanan maka ada baiknya Anda mulai
memikirkan untuk wirausaha modal kecil. Sesuai dengan
namanya wirausaha modal kecil, tentu saja untuk memulainya hanya
membutuhkan dana yang sedikit. Daripada uang Anda tidak digunakan untuk
usaha sedangkan pengeluaran selalu ada, maka menggunakannya untuk usaha
adalah pilihan yang tepat. Sebelum Anda menentukan macam usaha yang
ingin Anda jalankan, maka Anda harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Kenali diri Anda sendiri, apakah Anda
tipe orang yang lebih suka banyak bekerja dan sedikit bicara atau
sebaliknya. Jika Anda tipe yang pertama maka untuk sebuah industri kecil
Anda cocok di bagian produksi. Jika Anda tipe yang lebih suka keluar
dan pandai berbicara maka Anda cocok di bagian pemasaran. Jangan sampai
Anda memilih pekerjaan yang bertolak belakang dengan pribadi serta visi
dan misi Anda.
2. Pilihlah usaha yang sesuai dengan
modal yang Anda miliki. Tetapi jangan gunakan seluruh uang Anda untuk
usaha tersebut, sisakan sebagaian untuk cadangan atau keperluan lain.
3. Banyaklah belajar pada orang lain
yang berhasil mengelola industri kecil. Ambil pelajaran dari mereka
tentang apa saja faktor yang membuat usaha mereka berhasil atau gagal.
Tidak ada salahnya Anda bekerja pada mereka sambil belajar cara
berwirausaha, setelah itu baru Anda memulai usaha sendiri.
4. Lihat peluang pasar, apakah industri kecil Anda memiliki kemungkinan prospek yang cerah.
Setelah Anda melakukan langkah di atas,
maka langkah selanjutnya adalah Anda memilih usaha yang akan Anda
kelola. Berikut ini beberapa ide contoh wirausaha dengan modal kecil yang mungkin dapat menginspirasi Anda:
1. Contoh pertama adalah menjadi sales
roti basah. Yang Anda perlukan untuk memulai usaha ini adalah dana untuk
membeli roti, kendaraan, keranjang untuk tempat roti. Pertama Anda
melakukan survei beberapa pabrik roti yang ada di daerah Anda. Anda bisa
memilih salah satu atau lebih, misalnya Anda memilih roti basah dengan
berbagai macam rasa dan donat. Biasanya pabrik roti membuat ukuran dan
harga roti yang berbeda-beda. Jika pasaran Anda di desa maka pilih roti
dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat desa misalnya
Rp.500,00 atau Rp.1.000,00. Tetapi jika pasaran Anda di kota seperti
toko dan tempat-tempat kos, maka pilihlah roti dengan harga Rp.
1.500,00. Untuk roti seharga Rp.1.500,00 maka biasanya pabrik menjualnya
dengan harga Rp.800,00 dan Anda dapat menjualnya dengan harga
Rp.1.200,00 per roti. Jadi keuntungan tiap roti sekitar Rp.500,00 dan
jika Anda dapat menjual 100 roti saja, maka Anda mendapatkan keuntungan
sekitar Rp.50.000,00. Anda dapat menjualnya dengan sistem titip atau
cash. Tiap tiga hari sekali tengoklah roti Anda, jika masih ada sisa
Anda bisa memanfaatkannya sebagai pakan ikan.
2. Contoh wirausaha lain adalah Anda
memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar Anda. Misalnya di daerah
Anda banyak kelapa sehingga harganya murah, maka Anda bisa mencoba
membuat VCO (Virgin Coconut Oil) yang laku di dunia kesehatan dan
kosmetik. Kemudian air kelapanya dapat Anda gunakan untuk membuat natta
de cocco atau Anda jual pada pembuat natta de cocco.
3. Usaha yang memanfaatkan sumber daya
alam misalnya jika Anda tinggal di daerah pantai, maka Anda dapat
mencari binatang laut yang tinggal di pasir pantai seperti undur-undur.
Tentu saja yang dimaksud di sini adalah undur-undur laut yang tinggal di
daerah pantai, berbentuk seperti ibu jari dan berwarna hitam dengan
corak. Binatang yang memiliki nama ilmiah Myrmeleon sp. ini jika dimasak
akan berubah warna menjadi oranye seperti udang. Mungkin binatang ini
tidak terlalu populer dan hanya sedikit orang yang mencarinya. Namun
ternyata undur-undur laris di daerah pantai yang menjadi tujuan wisata.
Pada saat musimnya, Anda dapat memperoleh puluhan kilo undur-undur tiap
harinya. Jika Anda memiliki dana lebih maka undur-undur ini dapat
dikeringkan lalu diolah menjadi serbuk, setelah itu di kapsul.
Undur-undur ini bermanfaat bagi penderita diabetes untuk mengobati
penyakitnya.
4. Salurkan hobi Anda untuk memilih industri kecil,
misalnya Anda suka membuat kue maka cobalah membuat kue yang layak
jual. Carilah resep macam-macam roti atau pilihlah satu jenis roti yang
menjadi favorit pasar Anda misalnya brownies, roti terang bulan, dan
sebagainya. Buatlah kekhasan pada pada produk Anda supaya berbeda dengan
yang lainnya sehingga mudah diingat pelanggan.
5. Atau Anda hobi menjahit maka buatlah
desain-desain baju yang sedang diminati. Misalnya baju dengan motif
batik yang sekarang banyak dilirik orang.
6. Contoh wirausaha lainnya adalah
menjual produk obat herbal yang saat ini menjadi tren gaya hidup
masyarakat. Biasanya pabrik jamu atau herbal akan memberi diskon yang
cukup besar jika Anda membelinya dengan jumlah yang cukup banyak. Ada
yang menetapkan pembelian minimal 5 juta rupiah akan mendapat diskon
50%. Anda dapat menjualnya di toko Anda, apotek-apotek, warung, atau
Anda langsung mendatangi pelanggan. Selain itu Anda juga harus jeli
siapa yang bisa menjadi pelanggannya karena tidak semua orang
menyukainya.
Itulah beberapa wirausaha modal kecil yang mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi anda untuk memulai industri kecil.
0 komentar:
Posting Komentar