This nice Blogger theme is compatible with various major web browsers. You can put a little personal info or a welcome message of your blog here. Go to "Edit HTML" tab to change this text.
RSS

Minggu, 05 Mei 2013

HOME INDUSTRI

Semua yang besar itu pasti bermula dari yang kecil, begitu pula dengan bisnis dan industri. Untuk memulai membangun usaha perindustrian, tentunya ada resepnya tersendiri. Kita harus memikirkan dengan matang tentang usaha apa yang akan kita geluti. Pastikan bidang usaha industri yang kita ambil itu sesuai dengan minat dan mengandung kegiatan ekonomi yang kita senangi. Read the rest of this entry


Tantangan terbesar yang harus dihadapi seorang pengusaha sebenarnya bukanlah tantangan dari luar seperti kompetitor dan pasar. Tantangan terberat adalah tantangan yang muncul dari dalam perusahaan sendiri. Bagaimana pengusaha tersebut mampu membuat usahanya bertahan? Pada kenyataannya, industri kecil sulit bertahan dari waktu ke waktu. Banyak faktor yang membuat industri kecil sulit bertahan lama, setidaknya hingga generasi kedua.

Apa saja faktor yang membuat industri kecil sulit bertahan, bahkan hanya sekedar hingga generasi ke-dua dari pemilik usaha tersebut?

  1. Perbedaan pola pikir antara pemilik industri kecil (pemilik lama dan pemilik baru) membuat ada pergeseran pola manajemen yang tidak selalu mulus. Manajemen baru melihat usaha tersebut memiliki pola manajemen yang kuno. Manajemen baru cenderung ingin merombak manajemen lama yang notabene sudah terbukti mampu “memelihara” usaha tersebut sekian lama.

  2. Industri kecil tidak dikelola dengan manajemen yang ketat dan profesional. Pemilik lama sekaligus pendiri bahkan tidak menyiapkan suksesi usaha secara ketat. Di sisi lain, keturunan mereka tidak selalu menaruh minat yang sama pada usaha tersebut. Perbedaan jaman tak pelak lagi menimbulkan perbedaan pola pikir. Keturunan dari pengusaha tersebut memandang bahwa industri kecil yang di jalani orangtua mereka tidak bisa mendatangkan keuntungan secara cepat. Sebagian bahkan lebih memilih bekerja di perusahaan besar. Akibatnya, seringkali seiring menurunnya kinerja (biasanya dipengaruhi kesehatan pemilik), industri kecil akan meredup.

  3. Home industri tidak mengenal pola pendidikan pada anak-anak. Mereka hanya melibatkan anak-anak dalam keluarga tersebut sebagai staf atau pekerja paruh waktu. Pemilik home industri beranggapan bahwa hal tersebut sudah cukup untuk mendidik anak-anak agar siap mengelola usaha mereka di kemudian hari. Sayangnya, pola pemikiran itu tidak sejalan dengan pola pikir anak-anak mereka.

  4. Pola pemasaran home industri yang cenderung lambat dan pelan akan membuat pemilik baru (dengan pola pikir kekinian yang cenderung menginginkan hasil cepat) merombak manajemen pemasaran dengan strategi pemasaran baru. Sayang sekali, strategi pemasaran baru yang dilaksanakan tidak disertai dengan pemahaman secara mendalam akan usaha tersebut. Akibatnya, strategi pemasaran baru itu gagal pada pelaksanaannya. Kinerja usaha akan menurun dan kemudian sang pemilik baru memilih mengganti usaha tersebut dengan usaha baru yang menurutnya lebih prospektif. Hal ini umumnya terjadi karena tidak ada hubungan emosional yang kuat antara pemilik usaha baru dengan usahanya.

Pengusaha baru atau calon pengusaha umumnya mengeluhkan bahwa memulai usaha dari kecil membuat mereka harus menghadapi persaingan (head to head) dengan industri besar. Mereka merasa tidak memiliki kekuatan untuk bersaing dengan industri besar. Pada kasus ini, banyak pengusaha tidak menyadari potensi daya saing industri kecil. Pada banyak kasus, industri kecil justru relatif lebih tahan guncangan dibanding dengan industri besar.

Berikut daftar daya saing industri kecil yang membuatnya relatif lebih “tangguh dan tahan banting” dibanding dengan industri besar.

  1. Industri kecil hanya memiliki lingkup pasar yang relatif jauh lebih kecil. Beban keterpurukan karena pasar gagal bayar tidak akan terlalu mempengaruhi industri kecil yang hanya memiliki pembeli dalam skala kecil. Industri besar seringkali harus kolaps ketika pembeli besar mereka yang menguasai pembelian di perusahaan itu tiba-tiba gagal membayar pesanan mereka.

  2. Daya saing industri kecil yang lain adalah pola manajemen. Tak disangka, pola manajemen home industri yang sederhana bahkan cenderung kuno justru menyelamatkan banyak industri kecil dari kebangkrutan akibat perubahan iklim ekonomi secara masif. Ketika banyak industri besar bangkrut karena hantaman krisis ekonomi dunia, beberapa industri kecil dalam skala home industri justru masih bertahan. Pola manajemen kekeluargaaan ditengarai sebagai salah satu faktor penguat di industri kecil. Manajemen kekeluargaan yang hanya mempekerjakan keluarga dan tetangga justru tidak terlalu terpengaruh krisis. Pekerja home industri yang nota bene masih sanak keluarga sendiri tentu tidak akan serta merta menghentikan pekerjaan mereka sendiri hanya karena “perusahaan” belum bisa membayar mereka secara penuh. Buruh di perusahaan besar akan berdemo dan menghentikan proses produksi jika upah tidak dibayarkan dalam tempo tertentu dan tentu itu akan memperburuk kondisi perusahaan.

  3. Manajemen industri kecil mampu bersaing karena banyak hal masih dilakukan dengan cara sederhana dan murah. Sebagai contoh, dalam manajemen industri kecil, masih dikenal pola pemasaran mulut ke mulut. Pola pemasaran ini tentu merupakan pola yang sangat efektif dan tidak memerlukan biaya. Ketika biaya beriklan sudah dirasa terlalu mahal, pola ini akan tetap berjalan. Kemampuan industri kecil untuk bertahan di masa krisis akan membuat pola pemasaran mulut ke mulut ini makin memperkuat citra mereka sebagai perusahaan yang kuat dan akan menaikkan citra perusahaan secara keseluruhan.

  4. Manajemen industri kecil juga memiliki fleksibilitas yang tinggi dibanding perusahaan besar. Fleksibilitas tersebut terlihat dari kemauan pengusaha kecil untuk “membelokkan” arah usahanya ke arah yang lebih “market friendly”. Perusahaan besar tidak bisa melakukan hal tersebut dengan mudah karena alat yang dimiliki tak bisa digunakan untuk memproduksi produk lain.

Kesalahan-kesalahan Industri Kecil

Melakoni usaha dalam industri kecil, memang tidak terlepas dari resiko-resiko yang kadang kala dapat membuat usaha yang kita jalani mengalami kemunduran. Lebih-lebih dalam industri kecil di lingkup home industri. Jika tidak jeli rawan mengalami kebangkrutan. Kesalahan insdutri kecil ini lebih kepada salah dalam perencanaan awal.

Nah, ada beberapa kesalahan-kesalahan yang biasanya dilakukan oleh industri kecil.

  1. Kurang perencanaan untuk jangka panjang. Perencanaan awal yang harus nya dilakukan ini kadang luput dari perhatian. Terlebih untuk jenis home industri. Alhasil, ketika usaha sudah berjalan dan memberikan keuntungan, kita kebingungan untuk dapat mengembangkannya. Biasanya tenaga untuk merancang perencanaan bagi industri ini sangat terbatas. Akibat kesalahan industri kecil semacam ini industri tidak dapat berkembang dan justru malah berjalan di tempat.

  2. Terlalu bernafsu. Dalam membuka usaha dalam skala kecil ini biasanya dalam tahap awal semangat yang timbul sangatlah besar. Namun harus selalu diingat adalah kita harus dapat menjaga kesinambungan perkembangan usaha. Jangan ketika sudah memulai membuka usaha yang satu dengan semangat yang membara langsung membuka beberapa jenis usaha lain tanpa perencanaan yang matang. Hal ini jika usaha berkembang memang akan menghasilkan sesuatu yang baik. Namun jika terjadi hal sebaliknya, maka akan banyak sekali modal yang terkubur di dalamnya. Jika kita fokus pada satu usaha mungkin akan lebih baik.

  3. Kurang kreatif. Bergelut dalam home industri, membuat pelaku usaha ini harus mencari taktik serta strategi-strategi yang bisa dilakukan agar usaha mendapatkan pembaharuan ke arah yang lebih baik. Hal ini sepatutnya dilakukan dan dibuat dari awal rencana dan selalu diperbaharui dalam perjalanan. Sumber untuk memperbaharuinya ini bisa kita peroleh dari saran-saran yang akan kita dapatkan dalam perjalanan usaha. Namun banyak dari kita yang kurang sigap untuk menyikapi saran-saran yang diterima. Tidak mau mencari cara untuk dapat membuat suatu pembaharuan baik dari produk maupun dari cara strategi pemasaran yang dilakukan.

  4. Kurang mempertahankan kualitas dan kepercayaan konsumen. Kesalahan industri kecil yang satu ini rasanya kerap terjadi. Pada masa awal barangkali akan membuat sebaik mungkin. Namun seiring perkembangan usaha, banyak dari kita yang memutusan untuk mengurangi bahan baku. Apalagi untuk home industri yang bergerak dalam bidang makanan khususnya. Ketika kepercayaan konsumen sudah didapatkan kadang justru merusaknya kembali dengan pengurangan dengan alasan efisiensi anggaran. Begitu juga dengan bidang lain. Jika pada saat konsumen sudah mulai percaya dan usaha yang kita geluti ini sudah mendapatkan tempat di hati konsumen, kalaupun tidak dapat meningkatkan setidaknya kita tetap pertahankan kualitas dan pelayanan. Hal ini untuk mempertahankan konsumen agar tidak berpindah ke lain hati.

     

     

    Contoh Wirausaha dan Industri Kecil

    industri kecilMencari pekerjaan bagi sebagian orang memang gampang-gampang susah. Ada yang tanpa bersusah payah pekerjaan datang, namun ada juga yang berkeliling mencari lowongan pekerjaan belum juga mendapatkannya. Apakah Anda salah satunya? Jika Anda memiliki uang simpanan maka ada baiknya Anda mulai memikirkan untuk wirausaha modal kecil. Sesuai dengan namanya wirausaha modal kecil, tentu saja untuk memulainya hanya membutuhkan dana yang sedikit. Daripada uang Anda tidak digunakan untuk usaha sedangkan pengeluaran selalu ada, maka menggunakannya untuk usaha adalah pilihan yang tepat. Sebelum Anda menentukan macam usaha yang ingin Anda jalankan, maka Anda harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

    1. Kenali diri Anda sendiri, apakah Anda tipe orang yang lebih suka banyak bekerja dan sedikit bicara atau sebaliknya. Jika Anda tipe yang pertama maka untuk sebuah industri kecil Anda cocok di bagian produksi. Jika Anda tipe yang lebih suka keluar dan pandai berbicara maka Anda cocok di bagian pemasaran. Jangan sampai Anda memilih pekerjaan yang bertolak belakang dengan pribadi serta visi dan misi Anda.

    2. Pilihlah usaha yang sesuai dengan modal yang Anda miliki. Tetapi jangan gunakan seluruh uang Anda untuk usaha tersebut, sisakan sebagaian untuk cadangan atau keperluan lain.

    3. Banyaklah belajar pada orang lain yang berhasil mengelola industri kecil. Ambil pelajaran dari mereka tentang apa saja faktor yang membuat usaha mereka berhasil atau gagal. Tidak ada salahnya Anda bekerja pada mereka sambil belajar cara berwirausaha, setelah itu baru Anda memulai usaha sendiri.

    4. Lihat peluang pasar, apakah industri kecil Anda memiliki kemungkinan prospek yang cerah.

    Setelah Anda melakukan langkah di atas, maka langkah selanjutnya adalah Anda memilih usaha yang akan Anda kelola. Berikut ini beberapa ide contoh wirausaha dengan modal kecil yang mungkin dapat menginspirasi Anda:

    1. Contoh pertama adalah menjadi sales roti basah. Yang Anda perlukan untuk memulai usaha ini adalah dana untuk membeli roti, kendaraan, keranjang untuk tempat roti. Pertama Anda melakukan survei beberapa pabrik roti yang ada di daerah Anda. Anda bisa memilih salah satu atau lebih, misalnya Anda memilih roti basah dengan berbagai macam rasa dan donat. Biasanya pabrik roti membuat ukuran dan harga roti yang berbeda-beda. Jika pasaran Anda di desa maka pilih roti dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat desa misalnya Rp.500,00 atau Rp.1.000,00. Tetapi jika pasaran Anda di kota seperti toko dan tempat-tempat kos, maka pilihlah roti dengan harga Rp. 1.500,00. Untuk roti seharga Rp.1.500,00 maka biasanya pabrik menjualnya dengan harga Rp.800,00 dan Anda dapat menjualnya dengan harga Rp.1.200,00 per roti. Jadi keuntungan tiap roti sekitar Rp.500,00 dan jika Anda dapat menjual 100 roti saja, maka Anda mendapatkan keuntungan sekitar Rp.50.000,00. Anda dapat menjualnya dengan sistem titip atau cash. Tiap tiga hari sekali tengoklah roti Anda, jika masih ada sisa Anda bisa memanfaatkannya sebagai pakan ikan.

    2. Contoh wirausaha lain adalah Anda memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar Anda. Misalnya di daerah Anda banyak kelapa sehingga harganya murah, maka Anda bisa mencoba membuat VCO (Virgin Coconut Oil) yang laku di dunia kesehatan dan kosmetik. Kemudian air kelapanya dapat Anda gunakan untuk membuat natta de cocco atau Anda jual pada pembuat natta de cocco.

    3. Usaha yang memanfaatkan sumber daya alam misalnya jika Anda tinggal di daerah pantai, maka Anda dapat mencari binatang laut yang tinggal di pasir pantai seperti undur-undur. Tentu saja yang dimaksud di sini adalah undur-undur laut yang tinggal di daerah pantai, berbentuk seperti ibu jari dan berwarna hitam dengan corak. Binatang yang memiliki nama ilmiah Myrmeleon sp. ini jika dimasak akan berubah warna menjadi oranye seperti udang. Mungkin binatang ini tidak terlalu populer dan hanya sedikit orang yang mencarinya. Namun ternyata undur-undur laris di daerah pantai yang menjadi tujuan wisata. Pada saat musimnya, Anda dapat memperoleh puluhan kilo undur-undur tiap harinya. Jika Anda memiliki dana lebih maka undur-undur ini dapat dikeringkan lalu diolah menjadi serbuk, setelah itu di kapsul. Undur-undur ini bermanfaat bagi penderita diabetes untuk mengobati penyakitnya.

    4. Salurkan hobi Anda untuk memilih industri kecil, misalnya Anda suka membuat kue maka cobalah membuat kue yang layak jual. Carilah resep macam-macam roti atau pilihlah satu jenis roti yang menjadi favorit pasar Anda misalnya brownies, roti terang bulan, dan sebagainya. Buatlah kekhasan pada pada produk Anda supaya berbeda dengan yang lainnya sehingga mudah diingat pelanggan.

    5. Atau Anda hobi menjahit maka buatlah desain-desain baju yang sedang diminati. Misalnya baju dengan motif batik yang sekarang banyak dilirik orang.

    6. Contoh wirausaha lainnya adalah menjual produk obat herbal yang saat ini menjadi tren gaya hidup masyarakat. Biasanya pabrik jamu atau herbal akan memberi diskon yang cukup besar jika Anda membelinya dengan jumlah yang cukup banyak. Ada yang menetapkan pembelian minimal 5 juta rupiah akan mendapat diskon 50%. Anda dapat menjualnya di toko Anda, apotek-apotek, warung, atau Anda langsung mendatangi pelanggan. Selain itu Anda juga harus jeli siapa yang bisa menjadi pelanggannya karena tidak semua orang menyukainya.

    Itulah beberapa wirausaha modal kecil yang mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi anda untuk memulai industri kecil.

0 komentar:

Posting Komentar